Monday, October 31, 2011

Terlonjak Terpelanting

Sedetik pernahkah kau merasa
bagaikan pelangi nian indah
bagaikan sang mentari cerah bercahaya

sedetik pernahkah kau rasa
muka bersinar bak permata mutiara
segenap terungkap dalam hati nurani
ya tuhan indahnya hidup ini kau berikan

lemparan bibir tertarik ke hujung telinga
sedetik mata bersinar seakan berkata
tahukah engkau aku juara ?
tahukah engkau tak terungkai apa kata?

terkesima terpaku
terlonjak gembira
seakan terpelanting ulang alik sang hati ini didalam
tak terluah dengan kata
getar dikatakan dusta
biarlah hanya nuraniku ini yang merasa
sesungguhnya DIA emang yang Maha Esa .

Pahit Tidak Peduli


mulut tempayan ternganga
terbuka menadah curahan daring sang awan kelabu
dicurah dicurah entah kemana nak dilimpahnya
aku yang tidak pernah peduli
aku yang tidak pernah alpa
segala apa yang diungkat dicurah bukan sekadar kata

gurisan carik-carik luka dalam hati
tak siapa mengerti
kata-kata jalang sundal
pergi !

sepatah kata serungkai ayat
takkan dapat menerangkan segala apa yang dirasakan
adakah aku ini insan yang salah sundal
adakah kamu itu insan yang lengkap syumul
tidak pernahkah kamu fikirkan hati orang benci
terpendam tersimpat disegenap sudut hati?
caci maki takkan ku lontar ke muka kau yang kelihatan sepi
kerna aku takut terbakar kau
oleh aku yang sedang panas berapi .

Wednesday, October 12, 2011

Jerkah Sang Merah

Sang merah yang penih setia
tidah pernah mengungkap segala duka nestapa
sekalipun lelah setiap ketika
kerah kerah kerahan masih berbakti

dalam sedetik
tidak pernak seketika alpa
tanggung jawab tidak perah lupa

segumpal sang merah 
menghidupkan segala penjuru 
menzahirkan segala duka nestapa

tanpa sedarnya
jerkahnya mengherdik
mencucuk membakar lubang telinga
sang merah jerkah segala apa perasangka

setelah lelah
termuntah segala curiga
tidak pernah sekali ia menerjah
namun kali ini terserlah ia menjerkah
masih punya bahasa
masih punya santunnya
sang merah menjerkah

"baktiku ini ada tujuannya kah ?"

sakit tak tetkira , sang merah hati namanya ,
tak siapa fahm duka , hanya sang merah faham isinya.